Love Indonesia
|

Editors Say: Euforia dan Reuni dengan Diri Sendiri Lewat AADC 2

Tue, 03 May 2016 08:48
Viewed: 410
0
Thumbs Up
Thumbs Down
Editors Say: Euforia dan Reuni dengan Diri Sendiri Lewat AADC 2

Bintang.com, Jakarta Seperti manusia, film Ada Apa dengan Cinta tumbuh dan berkembang dengan lahirnya sekuel AADC 2. Bukan cuma cerita dan pemainnya, penonton film yang dibintangi Nicholas Saputra dan Dian Sastrowardoyo ini juga tumbuh dengan kenangan menonton film AADC. Euforia penyambutan film ini memberi harapan besar pada pemecahan rekor penonton film Indonesia yang dipegang Laskar Pelangi dengan 4.631.841 penonton.

 

Setelah 14 tahun, Rangga dan Cinta ‘dihidupkan’ kembali. Cinta, luka, bahagia, dn gelak tawa hadir silih berganti di film yang berdurasi 125 menit. Menyaksikan film AADC 2 akan membawa banyak perasaan. Karena nonton AADC 2 itu seperti nonton diri sendiri. Ada banyak hal yang bisa kita temukan dalam film ini. Ada harapan yang dihidupkan dengan berdamai dengan cinta yang belum selesai di masa lalu.

 

Anda bisa menjadi, Rangga. Sosok yang pandai merangkai kata tapi tidak pandai berkomunikasi. Persoalan hidup diselesaikan dengan caranya sendiri meskipun kesakitan. Butuh waktu lama bagi Rangga untuk mengakui kesalahan dan memperbaikinya.

 

Cinta, pribadi yang terbuka. Menerima kesalahan dan berusaha memperbaikinya secepat mungkin. Namun hati sulit dilupakan. Realistis dengan kenyataan. Setia kawan tentunya.

 

Milly tak begitu pandai, namun juga tak pernah kelihatan pintar. Menerima diri sendiri seutuhnya. Karenanya dia menjadi karakter spontan yang selalu berhasil menghadirkan tawa apapun kondisinya.

 

Maura, wanita elegan yang sangat rapi. Tapi demi sahabatnya, dia rela melakukan yang paling dibencinya. Pergi ke tempat-tempat kotor dan becek dilakoninya. Maura juga selalu bisa menjadi penengah saat masalah bagi Geng Cinta.

 

Carmen, si tomboi masih tetap tomboi. Terluka karena kegagalan pernikahan membuatnya sempat terjerumus di lubang narkoba. Namun, ketomboiannya membangkitkan semangat untuk menjadi lebih baik.

 

Lantas, Mamet, lelaki lugu yang mencintai dengan sederhana. Tidak muluk-muluk soal impiah hidup, namun sangat menikmati hidup. Karakter karakter itulah yang membuat kita merindukan AADC. 14 tahun berlalu, semua karakter tumbuh jadi lebih dewasa namun tak kehilangan karakter mereka. Seperti kita sendiri bukan?

 

Inilah yang membuat kita rindu pada AADC 2, karena selang waktu 14 tahun, kita mungkin mengalami hal yang sama pada tiap karakter di AADC 2. Reuni bukan cuma pada filmnya, menonton film ini seperti mengajak kita reuni dengan diri sendiri. Adakah yang terlewat selama 14 tahun ini?

 

Movie Title: AADC 2
MEDIA COVERAGE
Kompas
Detikcom
Liputan6
Tempo
OkeZone
KabarBisnis
TeknoJurnal
GoodNewsFromIndonesia
WartaKotaLive
TDWClub
IndonesiaKreatif
DailySocial
TheJakartaPost
BisnisIndonesia
Bloomberg
Reuters
CrackBerry
Yahoo
CBSMoneyWatch
MarketWatch
AFP
AboutDotCom
CentroOne
DreamersRadio