Love Indonesia
|

Review Django Unchained: Tarantino's Most Entertaining Movie So Far

Tue, 26 Feb 2013 16:20
Viewed: 2328
1
Thumbs Up
Thumbs Down
Review Django Unchained: Tarantino's Most Entertaining Movie So Far

Apa yang terlintas di benak penggemar film ketika mendengar nama Quentin Tarantino? Film dengan tema absurd, dialog berkepanjangan, serta adegan penuh kekerasan dan darah? Bisa dibilang begitu. Pulp Fiction, Kill Bill, dan Inglorious Basterds cukup mewakili resume impresif Tarantino sebagai penulis dan sutradara. Kini, pria berwajah antagonis tersebut kembali hadir dengan Django Unchained, sebuah film western-style yang berfokus pada perbudakan kaum kulit hitam di Amerika Serikat.

Bukan Quentin Tarantino jika tidak membuat film penuh kontroversi. Seakan Inglorious Basterds tidak cukup dihujani kritik karena memelintir sejumlah fakta historis era perang dunia II, Django Unchained pun tidak malu-malu mengangkat isu rasisme dan perbudakan. Bahkan, sebelum film ini resmi tayang akhir Desember 2012 lalu pun, tidak sedikit yang mengecam Tarantino hanya berdasarkan trailernya, terutama warga Amerika keturunan Afrika. Well, berkaca pada pengalaman, seekstrem apapun film arahan Tarantino, hasil akhirnya kebanyakan akan disukai, dan mendapat pengakuan dari Academy Awards. Bagaimana dengan Django Unchained?

Jamie Foxx as Django

Django (Jamie Foxx) adalah seorang budak kulit hitam yang dipisahkan dari istrinya karena diam-diam menikah. Ia dijual murah, sementara Broomhilda (Kerry Washington), sang istri, dijadikan pelayan sekaligus wanita penghibur di lokasi yang tidak diketahui Django. Ketika tengah digiring ke tempat baru bersama sejumlah budak lainnya, ia diselamatkan oleh Dr. King Schultz (Christoph Waltz), seorang dokter gigi dari Jerman. Menurut Schultz, salah satu dari budak tersebut mengetahui keberadaan orang-orang yang tengah dicarinya, dan Django lah yang dimaksud. Belakangan terungkap, Schultz berprofesi ganda sebagai pemburu bayaran, dan orang-orang yang dicarinya adalah Brittle bersaudara, buronan kelas kakap. Schultz pun membuat kesepakatan dengan Django, agar membantunya menemukan Brittle bersaudara, untuk imbalan uang dan kebebasan.

How to be a Bounty Hunter Lesson from Dr. Schultz

Dalam perjalanan mereka, Schultz yang memang menentang perbudakan, merasa tergerak dengan motivasi Django yang ingin menemukan dan menyelamatkan istrinya jika telah bebas. Ia pun menawarkan diri untuk menolong Django, dengan syarat ia mau belajar dan menjadi rekan pemburu bayarannya hingga musim dingin berakhir.

Charming but terrifying Calvin Candie (Leo DiCaprio)

Broomhilda ternyata telah dijual pada seorang pemilik perkebunan besar, Calvin Candie (Leonardo DiCaprio), untuk dijadikan pelayan rumah. Namun Schultz tidak bisa begitu saja membeli Broomhilda karena akan menimbulkan kecurigaan pada Candie, yang berujung dinaikkannya harga jual. Schultz pun menyusun sebuah rencana untuk mengelabui Candie, dan berjalan lancar, sampai timbul rasa curiga dari Stephen (Samuel L. Jackson), orang kepercayaan Candie, yang melihat keanehan tiap kali Django dan Broomhilda berdekatan. Tidak akan lama sebelum Candie mengetahui tujuan sebenarnya Schultz dan Django bernegosiasi dengannya.

Stephen (Sam L. Jackson) interrogating Broomhilda (Kerry Washington)

Tidak mengejutkan, Django Unchained didominasi oleh adegan aksi penuh darah dan umpatan-umpatan kasar, layaknya film Tarantino sebelumnya. Namun, bobot dan durasi dialog dalam film ini bisa dibilang tidak sebanyak apa yang diharapkan dari cerita karya Tarantino. Yang jelas, dengan durasi 165 menit, tidak ada bagian yang terasa terlalu panjang dan membosankan. Plot cerita sangat sederhana untuk tema yang cukup sensitif dan kontroversial, but, this is Tarantino, and the story will surely hook you up. Poin tertinggi Django Unchained, selain naskah, adalah kualitas akting 2 aktor pendukungnya, Christoph Waltz dan Leonardo DiCaprio. Waltz seakan selalu mengeluarkan kemampuan terbaiknya di bawah arahan Tarantino, seperti sebelumnya pada Inglorious Basterds, yang berujung pada piala Oscar 2010. Sementara, DiCaprio menunjukkan sisi lainnya dengan menjadi tokoh antagonis untuk pertama kalinya. DiCaprio sukses membawakan karakter eksentrik dan flamboyan Calvin Candie, yang menutupi sifat aslinya yang sadis dan licik. Sayangnya, DiCaprio tidak seberuntung Waltz, yang kembali dinominasikan untuk Aktor Pendukung Pria Terbaik Oscar 2013 (dan memenangkannya), dan hanya mendapat nominasi serupa di ajang Golden Globe (yang juga dimenangkan Waltz).

Tentunya, Django Unchained is not everyone’s cup of tea. Aksi kekerasan penuh darah dan adegan vulgar bisa menjadi nilai minus. Begitu juga dengan isu rasisme yang sangat kuat, bahkan Leo DiCaprio sempat ragu terlibat, karena khawatir akan mendapat imej buruk di kalangan kulit hitam.

All in all, Django Unchained adalah karya Quentin Tarantino yang paling ringan dan menghibur. Tidak perlu terlalu serius menyimak adegan per adegan atau dialog karena khawatir ketinggalan sesuatu. Film ini sangat straightforward dan to the point, namun tetap memiliki bobot dalam penceritaannya. Selain kemenangan Christoph Waltz dalam Oscar 2013, Django Unchained memperoleh satu lagi piala Oscar untuk kategori Naskah Asli Terbaik (Quentin Tarantino), dari total 5 nominasi yang didapatkan, termasuk Film Terbaik.

Christoph Waltz and Quentin Tarantino won the Oscar

Rating: 4 of 5
Movie Title: Django Unchained
Cast: Jamie Foxx, Christoph Waltz, Leonardo DiCaprio
Director: Quentin Tarantino
Duration: 165 Minutes
MEDIA COVERAGE
Kompas
Detikcom
Liputan6
Tempo
OkeZone
KabarBisnis
TeknoJurnal
GoodNewsFromIndonesia
WartaKotaLive
TDWClub
IndonesiaKreatif
DailySocial
TheJakartaPost
BisnisIndonesia
Bloomberg
Reuters
CrackBerry
Yahoo
CBSMoneyWatch
MarketWatch
AFP
AboutDotCom
CentroOne
DreamersRadio