Meninggal Dianiaya Murid, Unggahan Terakhir Guru Budi ini Viral

RANCAH POST - Belum lama ini berita tentang meninggalnya seorang pria bernama Ahmad Budi Cahyono yang merupakan seorang guru SMAN 1 Torju, setelah dipukul oleh muridnya sendiri.

Tentu kematian yang bisa disebut mendadak ini langsung membuat semua kaget, terutama mereka yang memiliki hubungan yang dekat dengan sosok almarhum.

Namun walaupun demikian, nampaknya firasat dirinya akan pergi untuk selamanya tampak telah dirasakan oleh sang guru.

Hal ini tampak dari unggahan video terakhir Budi di akun Instagramnya. Guru yang masih berumur 27 tahun ini memposting sebuah cuplikan album musik dengan judul Seendja Djiwa.

Yang menarik adalah lirik yang tertulis di Instagramnya justru menyiratkan bahwa dirinya akan pergi.

'Satu, satu pergi…. satu, satu hilang…' bunyi lirik lagu tersebut seperti yang diunggah olehnya 3 Januari 2018 lalu.

Tentu saja hal ini pun langsung menimbulkan perhatian dari para netizen. Mereka menganggao jika lirik lagu yang diunggahnya ini mungkin saja sebuah pertanda.

Guru Budi ini memang diketahui sangat mahir dalam memainkan alat musik contohnya saja biola.

Bahkan sejumlah video dirinya tengah bermain alat musik tersebut tersebar luas di media sosial.

Bukan hanya itu saja, di Instagramnya ia pun tak jarang mengunggah aksinya ketika sedang bermusik.

Ia juga kerap memamerkan karya seni lainnya yang ia sangat ahli membuatnya.

Sementara itu kasus penganiayaan terjadi pada hari Kamis 1 februari 2018 lalu.

Diketahui guru Budi sedang mengajar pelajaran Seni Rupa tentang seni lukis. Namun seorang murid tidak mendengarkan pelajaran dan justru menggangggu teman-temannya.

Budi pun menegur siswa yang ternyata merupakan anak kepala pasar. Namun murid tersebut tidak menghiraukan hingga akhirnya Budi mencoret pipinya menggunakan cat warna.

BACA JUGA

• Muka Dicoret Tinta Karena Tidur di Kelas, Siswa SMA Negeri 1 Torjun Pukuli Guru Hingga Tewas
• Bocah SD Dianiaya Hingga Masuk Ruang ICU Gara-Gara Gol Bunuh Diri

MH yang tak terima langsung memukul Budi.